Rabu, 27 Oktober 2021

Membawa Bayi ke Kaki Gunung (Dempo)

Hyaaaakkkk.... 
Akhirnya... kembali lagi ke akun Blog aku yang belum seberapa ini. 
Setelah kurleb Lima tahun yang lalu aku belajar nulis di akun ini (belajarnya ga lulus-lulus, men-temen) , akhirnya aku membuat tulisan dengan judul diatasssyhhh!!! 

Sebenernya aku rada geli ya, tujuan aku apa cobak nulis ginian? followers ga ada. Ntar yang baca juga, aku sendiri. Tapi ya... berbagi pengalaman aku lah, ya. Ngajakin bayik ke kaki Gunung. Jalan-jalan. Travelling. Main nginep-nginepan. Nge-kemcer kalo kata temen-temen, mah (tiba-tiba pake logat Sunda). Bukan nyewak villak. Tapi beneran nge-camp. Di kaki Gunung. Tadinya malah pengen ngajakin bayi yang usianya baru 9 bulan langsung TOP ke 3173 mdpl. Tapi ini beneran ga disaranin. Karena? Ya... Klean cari tau sendirilah ya seberapa kuat sistem imun anak bayi yang masih belom genep 9 bulan. Dan juga, kalo orang sini bilang, nih anak masih halus ntar ada yang engga-ga, kan bahaya. Belom lagi, track yang dipunya Gunung Dempo sangat amat tidak disarankan untuk anak dibawah usia lima tahun, guys (ini menurut aku ya) 

Kita nginep, bukan nginep, tapi nge-kemcer(kemping ceria) di area perkebunan teh PTPN dideket plang pintu rimba. Setelah menempuh perjalanan via jalur darat dari kota Lahat menggunakan mobil angkutan, (mobil angkutan yang aku maksud disini sebenernya mobil jenis minibus dengan plat pribadi yang biasa nongkrong didepan RSD Lahat) kami yang hanya bertiga diturunkan di pasar yang juga terminal kota Pagaralam. Lalu melanjutkannya menggunakan ojek kedepan pintu gerbang PTPN dengan membayar sekitar Rp 15.000 untuk satu motor. 


Jumat, 23 Mei 2014

Baiklah....
Siang yang tidak ditemani mentari, akan ku beri tahu 
Ketika sesuatu  itu ada, ketika sesuatu itu mulai merasuk 
Dan, lalu ia hanya bisa bermain-main di sanubari ini 
Aku masih belum mengerti, salah apa aku pada nya 

Pendam...buang.... 
Karena jika terus dibiarkan bermain, aku terhina 
Dan... sesuatu itu tidak akan tampak 
Ia berada di setiap hati manusia yang sedang haus akan semangat yang menggelora 
Rupanya suatu itu hanya perasaan 
Perasaan gelap yang siap menggerogoti tulang-tulang manusia yang kokoh pun 
Perasaan entah yang bila terus ada bisa membuat terbunuh 

Entah.... 
Aku pun enggan mengartikannya 
Aku lelah, aku hampir rapuh 
Aku tak ingin membiarkan nya bermain 
Aku ingin Bunda dan.... sesorang 
Aku ingin.... 

Tapi dayaku? 
Aku lelah, aku hampir rapuh 
Air pun terbendung 
Ternyata aku sudah lumpuh 


Ini hari yang kelabu (menurut saya)..
Selain cuaca yang tdk bersahabat. Suasana hati saya yang (masih) labil ikut mendukung suksesnya bad mood  saya hari ini.
Tapi, terima kasih Kepada-Nya. Karena sampe saat ini, saya masih melihat orang-orang yang sangat bersemangat (di tv) yang.... yah...lumayan memotovasi saya.
Berharap kalimat yang saya sebut..( entahlah silahkan kalian nilai sendiri) mampu mengurangi perasaan itu sekarang..

Rabu, 14 Mei 2014

HUJAN edit from 14/05/14




Siang ini hujan...
Saya kembali di ingatkan dengan kenangan di kota kelahiran. Saya diingatkan dengan orang-orang yang pernah saya temui - yang saya kenal. Saya teringat teman-teman saya, saya teringat rumah saya yang (sebenarnya) merupakan asrama angkatan darat, saya teringat wajah Bunda saya (*Bunda..... *mewek*), saya teringat adik-adik saya, saya teringat seseorang yang spesial (buat saya), saya teringat semuanya.
Teknologi yang maju sekarang pun sebenarnya belum mampu mengatasi rasa kangen yang dalam ini (yaaaaarrraaaaaaa). Tapi setidaknya, melalui sms, bbm, facebook, twitter (dan semua yang berhubungan dengan teknologi), mampu mengurangi sedikit rasa kangen yang ada - ya, hanya sedikit.
Sepertinya, saya tidak mau berlarut-larut dalam suasana seperti ini,saya masih cukup mampu mengatasi semuanya sendiri. Ya, saya hebat!!! JRENGJRENG..... yiiiiihaaaaaaaaa
Saya sadar, sebenarnya postingan siang ini tidak berkualitas (menurut saya), tapi setidaknya dengan postingan hari ini, saya bisa mengatasi rasa jenuh di kantor. Ya, kantor memang membosankan sama seperti kampus. Tapi setelah membuka folder image di laptop saya, rasa jenuh saya segera hilang ketika melihat foto bersama teman-teman dan keluarga.



Selasa, 01 April 2014

Selasa Ceria

Segelas kopi dan air putih
Selamat pagi selasa....
Ini Minggu pertama di bulan April yang awalnya diakhiri hari libur panjang dari bulan Maret.
Saya sudah duduk manis di kantor (ceileeeee). Dan sempet-sempetnya nyuri waktu buat ngeblog sebentar.
Mumpung Bos lagi dilapangan, mumpung lagi sepi orang, mumpung saya sedang bergelora (bagaikan semangat para pahlawan yang rela gugur di medan perang), dan mumpung wifi lagi ngebut-ngebutnya karna di kantor hanya ada beberapa orang.
Saya sangat mencintai kopi, saya mencintai kopi seperti mencintai orang yang saya cintai (yaelaaaaa).
Saya mencintai kopi karna kopi membuat perasaan saya nyaman, senyaman saat saya sedang berada disisi dia (nyahahahahah... *lempar sendal*).
Dulu semasa saya masih jadi anak ingusan - itu saat saya berada di bangku kuliah - setiap hari selalu men-cekoki diri sendiri dengan kopi. Alasannya karna saya tidak bisa menahan ngantuk di siang hari (terutama saat materi kuliah yang menegangkan, atau dosen yang ngajar tidak bisa ngajakin cekikikan) hahaha...
Dulu pas masih ingusan, kopi favorit saya adalah kopi instan tri in wan (yang tdk perlu saya sebutkan mereknya). Kenapa itu favorit saya? Karna rasanya yang khas, aromanya yang tajam, dan setelah diteguk - *glekkkglekkk* - smoothy banget. (ayayayayaya le to the bay - alay).
Kopi seperti sudah mendarah daging di kehidupan saya. Ini mungkin, peran nenek saya (yang jago masak tadi) men-dulang kopi ke saya sejak sebelum saya jadi anak ingusan (itu berarti saya anak ileran). Hingga sampe sekarang, kalo jauh dari bubuk hitam itu, hati saya terasa teriris-iris dan tercabik-cabik - *pedih*sambil menyeret badan.
Tapi karna kebiasaan ngopi itu, gigi-gigi kelinci saya tidak lagi seputih kapas. Itu dikarenakan lapisan gigi terluar, punya pori-pori yang sangat mudah menyerap makanan dalam bentuk cairan.
Jadi kalo diantara kalian yang punya hobi ngopi juga, saya saranin berkumur-kumur tiap kali abis neguk kopi. Jangan nanya air yang dipake untuk kumur-kumur itu air apa, yang jelas dan kongkrit, air yang halal dan sehat untuk kesehatan (tapi gak diwajibin air zamzam ya, soalnya air zamzam mahal di ongkir).
Ya... gitulah sedikit cerita dan tips dari saya. Semoga bermanfaat ya. Cayam manyis ceyayu, ceman-ceman...



Kamis, 27 Maret 2014

I Miss ( blank blank blank )

Ya, ini mungkin ke-kangen-an tingkat dewa yang pernah saya rasakan…
Memang, daerah yang saya tempati sekarang, tidak jauh dari daerah kelahiran saya. Hanya membutuhkan sekitar 2 jam jalur udara dan (kira-kira) 1 hari jalur laut. Tapi rasa ini membuat nafsu makan saya (sempat) menurun – begitu juga dengan berat badan saya :’) 

Sebenarnya disini (bisa dikatakan) surganya para pecinta keindahan bawah laut, pantai yang memesona, tempat yang nyaman, aman, tenteram, penduduknya yang ramah dan tidak adanya kemacetan yang akan kita temui di kota-kota besar. (yeeeeeeeeeyyyyyy *backsound sorak*).
Tapi tetap saja, saya tidak akan menghilangkan kecintaan saya pada tanah kelahiran saya yang sudah menjadi kota metropolitan. (wuuuuuuuuuuu *bunyi backsound lagi*). 

Baiklah… tanpa perlu basa-basi (yang nanti malah jadi basi), saya akan bercerita, dgn siapa saja saya merasakan ke-kangen-an ini.
1.  Daerah kelahiran – Walaupun keindahan dan ketentaraman kota saya lahir dgn kota yg saya tinggali sekarang berbeda, tapi tetap saja saya akan merasakan kenyamanan berada di kota lahir saya.
2.       Orang tua – Walaupun saya bukan anak rumahan dan juga bukan anak jalanan, apalagi saya bukan anak tongkrongan, saya sangat merindukan mereka yang selalu ada untuk saya – terutama ibunda – yang masakannya selalu saya komentari. Dan juga mereka selalu ada tiap acapkali saya memerlukan materi, uang! Ya – uang. JRENGGGGG!!!!*backsound* “Bunda tolong saya…saya butuh uang untuk hura-hura”. PLAKKKK!!!!!*tamparan keras* “DASAR ANAK TENGILLL!! AJO PEGILAH MIKAK. BUNDO DK SANGGUP MIARA MIKAK LAGI”
3.       Adik-adik dan saudara-saudara – adik saya itu, umm… cantik? Ya, cantik. Putih? Iya. Entahlah, selain cantik dan putih (mungkin bagi sebagian org cukup menggemaskan), dia tdk terlalu istimewa buat saya(bukan krn saya sirik dgn dia). Tapi saya sgt me-ngangeni-nya. Lalu ada neneknda tercinta yang bisa menyulap berbagai jenis benda menjadi masakan yang lezat. Contohnya sandal yg bisa disulap menjadi rendang misalnya, jadi dendeng atau apalah… yang pasti nenek jagok. Trs ada tante-tante saya yang…. Ya…yang baik, pelit, tapi baik hati. Dan mereka telah memberikan saya adik-adik sepupu yang lucu. Yang sangat saya sayangi. Yang selalu saya cubiti sepenuh tenaga kalau saya sedang menggelora gemas tingkat lagit tujuh. Yang saya tarik-tarik kalau mereka sedang bandel-bandelnya. Dan akan saya marahi kalau mereka bermain bola yang bolanya sampe jatuh ke got.
4.       Teman-teman saya
Pada bagian ini, saya akan membagi teman saya kedalam beberapa subab bagian.
Ada teman semasa sekolah SMA. Dulu saya akrab sama cowok-cowok (yang banyak dianggap orang, mereka adalah gey (gay)) lucu, cakep dan baik dengan saya. Ada juga teman perempuan saya yg sekarang sudah berada jauh dari daerah kelahirannya, yang biasa dipanggil “jinbotol” oleh teman-teman cowok saya. Krn ke-akrab-an saya dgn cowok-cowok (yg hina) itu, cowok pincutan saya disekolah jadi enggan pincut sama saya. Tapi saya sadar, dia tdk cukup keren buat saya. Tapi dia cukup pintar utk tdk pincut dgn saya.

Teman saya dari kecil, she’s my neighbor during 15 years more (aduh, bener gak itu padanan kata in English nya?). orangnya chubby, lucu, dirumah punya hobby menggosok pakaian, dan ramah terhadap siapa pun. Tapi, krn sering ketemu, bukannya kangen dgn dia. Cuma mau memperkenalkan kepada pembaca disini. J *berbinar*

Teman kuliah saya, yang tidak perlu saya sebutkan satu persatu. Betapa kangen ini terasa menusuk-nusuk didada ( ceileee ). Jika diantara kalian yang membaca ini, kalian harus merasa kalau ini tertuju buat kalian. Percaya saya kan, teman-teman? Kalian memang harus percaya.
Karna kalian memang istimewa. Kebersamaan, tawa, canda, kekecewaan, pertikaian, semunafik-kan, se…se…se… semuanya tdk akan terulang lagi, teman. Okelah…  Mungkin ditulisan selanjutnya, saya akan membahas kalian satu per satu (tapi kalau kalian sudah membaca ini). Dan jika saya sudah tdk sibuk dengan urusan (ehem) kantor saya.
 Orang kantoran sekarang?
(BAHAAHAHAHAHA…) *ketawa ngakak sambil muter-muter di kursi rotasi* Ya, saya orang kantoran yg pailid setoran (gaji).  

Teman sepermainan dan sehoby – ya, saya disini agak sedikit bingung. Saya bingung karna saya sedikit melupakan nama-nama teman dalam kategori ini. Tapi saya mengingat wajah-wajah kalian. Wajah kalian yang penuh semangat, yang penuh canda tawa, yang saling menyemangati, yang selalu berbagi (susah), dan juga yang memberi lelucon konyol yang sebenernya tidak patut diucap (tapi itu sangat lucu).

Teman mengaji – kalian dimana? Saya tidak melihat kalian. Tolong tunjukkan tampang kalian – tolongggggg… *sambil memelas* lalu berguling-guling ditanah.

5.       Someone special – Ehem.. (berdehem dalam sejenak) tolong beri saya waktu. Saya merasakan getaran yang berbeda ketika saya ketik “someone special” (ciattciiaaatttt). Dia cukup sabar menghadapi saya, tapi dia cukup melatih kesabaran saya. Dia cukup memukau buat saya (dan mungkin sebagian perempuan normal yg memandangnya), tp saya cukup sederhana untuk dia. Dia memberikan kenyamanan buat saya, saya memberikan ketulusan untuk dia. (CUUTTTTTTTT!!!!). Saya rasa cukup. Mungkin sama seperti nomor 4 tadi, saya akan bahas someone special di edisi selanjutnya (kalau dia sudah membaca ini). 

Terkadang saya menyalahkan waktu. Mengapa terkadang waktu begitu cepat tapi terkadang begitu lambat? Apa saya harus menyalahkan semua teori relativitas? Apa saya harus menyalahkan Enstein? Apa saya harus menyalahkan keadaan? Apa saya harus menyalahkan rumput yang bergoyang? Tidak – saya akan tetap membiarkan rumput bergoyang seirama dendangan angin yang beraliran koplo.
Saya sadar, kenangan memang kejam karna dia tidak akan bisa mengajak saya dan yang lainnya kembali ke kenangan itu. Tapi terkadang, kenangan akan sangat baik jika kita mengingatnya bersama. Kenangan akan menuntun kita untuk sekedar mengingat hal-hal yang (bagi kita luar biasa) ingin kita ingin. 

Buat kalian yang membaca ini, kalian wajib merasa kalau tulisan saya ini memang tertuju buat kalian. 
 


Jumat, 14 Maret 2014

Miss

 Missed her - so much. her name is Dera Novereta :)

And...ing...eng.... Her name is Royete Marice Silfani Patty. And We're called is ROY!!!! :p
Kami biasa memanggilnya dgn sebutan mas jawa (gak cocok). mas jawo, mas wo, atau apalah..
 Kenalin, ini Dwi Andria Wulandari
Left: Artika Mayang Sari (biasa dipanggil "wak"). Right: Roy (biasa dipanggil "wak" jg ) :D
 back: Marlina Nurfitriani
 kiri : Melisa Putri Wulandari, tengah : Latifah Safitri
 wow rame beudzzzzzz :D


Friends when senior highschool

Make up yang mulai luntur karena pengaruh minyak dan keringet. ( nyak...minyyaaaakkkkk...)

 Someone special. ;-)
 Old Brother and Young Sister
kiri: Eliya Kurniati (kuncit)

Rabu, 21 Agustus 2013

penulis norak

iya- bener, norak banget. dari jaman sma sampe sekarang udah dua kali penulis ganti akun. (kelewatan kan noraknya?) 
dan yang sekarang ini adalah blog aktif punya penulis. sekali buka akun, bisa sampe berapa kali nge-post. itu kan sama aja gak apdet ( norak kan??? ). blog nya penulis juga gak ada manfaat-manfaatnya untuk kelangsungan orang banyak. paling banter, untuk kesenangan pribadi semata. itu juga baru bisa nge-post kalo kuota yang di pake mencukupi. hahaha