Kamis, 27 Maret 2014

I Miss ( blank blank blank )

Ya, ini mungkin ke-kangen-an tingkat dewa yang pernah saya rasakan…
Memang, daerah yang saya tempati sekarang, tidak jauh dari daerah kelahiran saya. Hanya membutuhkan sekitar 2 jam jalur udara dan (kira-kira) 1 hari jalur laut. Tapi rasa ini membuat nafsu makan saya (sempat) menurun – begitu juga dengan berat badan saya :’) 

Sebenarnya disini (bisa dikatakan) surganya para pecinta keindahan bawah laut, pantai yang memesona, tempat yang nyaman, aman, tenteram, penduduknya yang ramah dan tidak adanya kemacetan yang akan kita temui di kota-kota besar. (yeeeeeeeeeyyyyyy *backsound sorak*).
Tapi tetap saja, saya tidak akan menghilangkan kecintaan saya pada tanah kelahiran saya yang sudah menjadi kota metropolitan. (wuuuuuuuuuuu *bunyi backsound lagi*). 

Baiklah… tanpa perlu basa-basi (yang nanti malah jadi basi), saya akan bercerita, dgn siapa saja saya merasakan ke-kangen-an ini.
1.  Daerah kelahiran – Walaupun keindahan dan ketentaraman kota saya lahir dgn kota yg saya tinggali sekarang berbeda, tapi tetap saja saya akan merasakan kenyamanan berada di kota lahir saya.
2.       Orang tua – Walaupun saya bukan anak rumahan dan juga bukan anak jalanan, apalagi saya bukan anak tongkrongan, saya sangat merindukan mereka yang selalu ada untuk saya – terutama ibunda – yang masakannya selalu saya komentari. Dan juga mereka selalu ada tiap acapkali saya memerlukan materi, uang! Ya – uang. JRENGGGGG!!!!*backsound* “Bunda tolong saya…saya butuh uang untuk hura-hura”. PLAKKKK!!!!!*tamparan keras* “DASAR ANAK TENGILLL!! AJO PEGILAH MIKAK. BUNDO DK SANGGUP MIARA MIKAK LAGI”
3.       Adik-adik dan saudara-saudara – adik saya itu, umm… cantik? Ya, cantik. Putih? Iya. Entahlah, selain cantik dan putih (mungkin bagi sebagian org cukup menggemaskan), dia tdk terlalu istimewa buat saya(bukan krn saya sirik dgn dia). Tapi saya sgt me-ngangeni-nya. Lalu ada neneknda tercinta yang bisa menyulap berbagai jenis benda menjadi masakan yang lezat. Contohnya sandal yg bisa disulap menjadi rendang misalnya, jadi dendeng atau apalah… yang pasti nenek jagok. Trs ada tante-tante saya yang…. Ya…yang baik, pelit, tapi baik hati. Dan mereka telah memberikan saya adik-adik sepupu yang lucu. Yang sangat saya sayangi. Yang selalu saya cubiti sepenuh tenaga kalau saya sedang menggelora gemas tingkat lagit tujuh. Yang saya tarik-tarik kalau mereka sedang bandel-bandelnya. Dan akan saya marahi kalau mereka bermain bola yang bolanya sampe jatuh ke got.
4.       Teman-teman saya
Pada bagian ini, saya akan membagi teman saya kedalam beberapa subab bagian.
Ada teman semasa sekolah SMA. Dulu saya akrab sama cowok-cowok (yang banyak dianggap orang, mereka adalah gey (gay)) lucu, cakep dan baik dengan saya. Ada juga teman perempuan saya yg sekarang sudah berada jauh dari daerah kelahirannya, yang biasa dipanggil “jinbotol” oleh teman-teman cowok saya. Krn ke-akrab-an saya dgn cowok-cowok (yg hina) itu, cowok pincutan saya disekolah jadi enggan pincut sama saya. Tapi saya sadar, dia tdk cukup keren buat saya. Tapi dia cukup pintar utk tdk pincut dgn saya.

Teman saya dari kecil, she’s my neighbor during 15 years more (aduh, bener gak itu padanan kata in English nya?). orangnya chubby, lucu, dirumah punya hobby menggosok pakaian, dan ramah terhadap siapa pun. Tapi, krn sering ketemu, bukannya kangen dgn dia. Cuma mau memperkenalkan kepada pembaca disini. J *berbinar*

Teman kuliah saya, yang tidak perlu saya sebutkan satu persatu. Betapa kangen ini terasa menusuk-nusuk didada ( ceileee ). Jika diantara kalian yang membaca ini, kalian harus merasa kalau ini tertuju buat kalian. Percaya saya kan, teman-teman? Kalian memang harus percaya.
Karna kalian memang istimewa. Kebersamaan, tawa, canda, kekecewaan, pertikaian, semunafik-kan, se…se…se… semuanya tdk akan terulang lagi, teman. Okelah…  Mungkin ditulisan selanjutnya, saya akan membahas kalian satu per satu (tapi kalau kalian sudah membaca ini). Dan jika saya sudah tdk sibuk dengan urusan (ehem) kantor saya.
 Orang kantoran sekarang?
(BAHAAHAHAHAHA…) *ketawa ngakak sambil muter-muter di kursi rotasi* Ya, saya orang kantoran yg pailid setoran (gaji).  

Teman sepermainan dan sehoby – ya, saya disini agak sedikit bingung. Saya bingung karna saya sedikit melupakan nama-nama teman dalam kategori ini. Tapi saya mengingat wajah-wajah kalian. Wajah kalian yang penuh semangat, yang penuh canda tawa, yang saling menyemangati, yang selalu berbagi (susah), dan juga yang memberi lelucon konyol yang sebenernya tidak patut diucap (tapi itu sangat lucu).

Teman mengaji – kalian dimana? Saya tidak melihat kalian. Tolong tunjukkan tampang kalian – tolongggggg… *sambil memelas* lalu berguling-guling ditanah.

5.       Someone special – Ehem.. (berdehem dalam sejenak) tolong beri saya waktu. Saya merasakan getaran yang berbeda ketika saya ketik “someone special” (ciattciiaaatttt). Dia cukup sabar menghadapi saya, tapi dia cukup melatih kesabaran saya. Dia cukup memukau buat saya (dan mungkin sebagian perempuan normal yg memandangnya), tp saya cukup sederhana untuk dia. Dia memberikan kenyamanan buat saya, saya memberikan ketulusan untuk dia. (CUUTTTTTTTT!!!!). Saya rasa cukup. Mungkin sama seperti nomor 4 tadi, saya akan bahas someone special di edisi selanjutnya (kalau dia sudah membaca ini). 

Terkadang saya menyalahkan waktu. Mengapa terkadang waktu begitu cepat tapi terkadang begitu lambat? Apa saya harus menyalahkan semua teori relativitas? Apa saya harus menyalahkan Enstein? Apa saya harus menyalahkan keadaan? Apa saya harus menyalahkan rumput yang bergoyang? Tidak – saya akan tetap membiarkan rumput bergoyang seirama dendangan angin yang beraliran koplo.
Saya sadar, kenangan memang kejam karna dia tidak akan bisa mengajak saya dan yang lainnya kembali ke kenangan itu. Tapi terkadang, kenangan akan sangat baik jika kita mengingatnya bersama. Kenangan akan menuntun kita untuk sekedar mengingat hal-hal yang (bagi kita luar biasa) ingin kita ingin. 

Buat kalian yang membaca ini, kalian wajib merasa kalau tulisan saya ini memang tertuju buat kalian.